29 Mar 2011

PHAIt

Mengapa ia harus terpengaruh dengen intevensi intervensi dari orang orang disekelilingnya...

ada intimidasi...ada profokasi....

padahal aku sangat mengharapkan keteguhan memegang janji yang dia ucapkan dulu....masalah intern diselesaikan secara intern..tak perlu orang lain tahu...

akhir2 nie..aku marasakan perubahan yang bgtu besar dalam dirinya...

semuanya terasa mudah diucapakan..

28 maret..adalah hari yang akan salalu kuingat..bukan karena hari itu indah..tapi karena hari itu sangat pahit...dimana kebanggan yang selama ini ada dalam hubunganku..
sirna...
lenyap..
hancur..
Hilang...

seakan terlupakan dengan sendirinya...seperti angin lewat....

da entah kenapa...dia kurang bgtu percaya kalau jodoh itu yang menentukan adalah Allah SWT. bukan guru bukan ustadz..bukan teman..bukan sahabat...

karena jodoh mati dan harta semua itu yang tah hanya allah...

tapi dia tak percaya akan hal itu...dia lebih percaya dengan omongan orang lain.....
q pun tak pernah tahu...akankah hubungan yang kujalani saat ini dan seterusnya kan terasa indah seperti dulu...
dimana semua sama sama membutakan diri..

aku tak tahu..apa yang terjadi pada dirinya...karena kau bukan orang ma'rifat...

tapi aku hanya ingin dia bahagia...karena aku sangat menyayanginya.....mencintainya..


"Ya allah jika ia memang untukq..maka dekatkanlah ia sedekat mungkin kepadaku..jika tidak maka ampuni aku sebagai hambamu..."

akan ku pertahankan..karaen itu sebuah keseriusanku....

"I will be the last for you..

N you will be the last for me..."

Mimpiku Rumah Impian

blog..
izinkan aku tuk sedikit mencurahan isi hatiku kepadamu..

blog..aku punya sebuah rumah impian..rumah yang sederhana tak terlalu mewah...rumah itu sengaja kau cat dengan warna biru karena aku suka banget dengan warna itu..rumah itu kuberi pagar yang sekiranya dapat menjadi fungsi sebagaimana pagar pagar pada umunya...didalamnya perabotan rumah tangga yang lengkap ada dua kamar tidur yang dilangkapi kamar mandi masing masing didalamnya.. ada juga mushola kecil..atau tempat untuk sholat manakala q tak bisa pergi berjama'ah dimasjid. ada juga ruang tamu dengn sofa yang sederhana dan almari besar tempat ku menyimpan kitab dan buku bacaanku...dan lemari tempat ku menaruh arsip arsip penting dan hiasan2 dinding...

diruangan tengah..aku menaruh satu set tempat duduk dan karpet sedikit tebal untuk menonton TV bersama keluargaku kelak..karena disitu juga ada Tv lengakap dengan DVD dan sound system dikanan kirinya...

dibelakanganya ku tempatkan satu set komputer yang kugunakan untuk menyelesaikan pekerjaanku...jika kau belumbisa menyelasikanya saat bekerja...

diruang dapur...kutempatkan segala parbotan dapur yang memudahkan istriku kelak tuk menyiapkan sarapan pagi makan siang atau makan malam untukku dan anak anaku...disebelahnya adalah ruangan makan yang sambung dan transparan dengen dapur..


ku ingin menjadikan rumahku sebagai rumah impian terindah yang pernah kumiliki....

ku ingin siapapun yang menghuninya kelak akan merasa nyaman..tentram dan bahagia bersamaku...

7 Jan 2011

I Heart U Cin...

Kenapa hatiku cenat cenut tiap da kamu
Selalu peluhku menetes tiap dekat kamu
Kenapa salah tingkah tiap kau tatap akuSelalu diriku malu tiap kau puji aku

Kenapa lidahku kelu tiap kau panggil aku
Selalu merindu romaku tiap kau sentuh aku
kenapa otakku beku tiap memikirkanmu
Selalu tubuhku lunglai tiap kau bisikan cinta

Reff:
You know me so well
Girl I need you
Girl I love you
Girl I heart youI know you so wellGirl I need youGirl I love you
Girl I heart you

Tahukah kamu saat kita pertama jumpa
Hatiku berkata padamu ada yang berbeda Tahukah sejak kita sering jalan bersama
Tiap jam, menit, detik ku hanya ingin berdua

Tahukah kamu ku takkan pernah lupa
Saat kau bilang punya rasa yang samaKu tak menyangka aku bahagia, ingin ku peluk dunia
Kau izinkan aku tuk dapat rasakan cinta

Back to Reff:

Ketika diriku rasakan cintamu yang buat ku salah tingkah
you Know me so wellI Know you so well
You Heart me Girl
I heart You Back

Girl I need you
Girl I love you
Girl I heart you beibeh 2x
Back to Reff:

Tak ada bisa memisahkan kita
Waktupun takkan tega
Kau dan aku bersama selamanya



EKSISTENSI KESENIAN LUDRUK DI JAWA TIMUR

EKSISTENSI KESENIAN LUDRUK

DI JAWA TIMUR

PAPER

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan

Mengikuti Ujian Nasional (UN)

Tahun Ajaran 2010 / 2011

Oleh

ARIF RAHMAT AGUS KURNIAWAN

NIS. 19975

Pembimbing

Sugiharto, S.Pd

NIP 196809251991031005

PROGRAM BAHASA

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

MADRASAH ALIYAH NEGERI ( MAN )

TAMBAKBERAS JOMBANG

2010




jombang.31 September 2010

SURAT PENGESAHAN

Nomor : Ma.13.23/TL.00/ /2010

Berdasarkan nota dinas dari pembimbing Paper yang berjudul :

“EKSISTENSI KESENIAN LUDRUK DIJAWA TIMUR”

Atas nama :

Nama : ARIF RAHMAT AGUS KURNIAWAN

Nomor Induk : 19975

Kelas : XII Bahasa I , Tahun Pelajaran 2010-2011

Program pilihan : BAHASA

MENGESAHKAN

Paper yang berjudul sebagaimana tersebut diatas. Dapat digunakan sebagaimana persyaratan untuk mengikuti Ujian Akhir Nasional (UAN) MAN Tambakberas Jombang Tahun Ajaran 2010-2011.

Jombang September 2010

Kepala

Drs.H.AH.SUTARI, M.Pd.

NIP. 131.415.738




MOTTO

”Hidup hanya sekali jadikan selalu berma’na dan penuh arti”

”Jadilah kamu manusia yang pada kelahiranmu semua orang tertawa bahagia, tetapi hanya kamu sendiri yang menangis dan pada kematianmu semua orang menangis sedih, tetapi hanya kamu sendiri yang tersenyum”.

”Tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya pada diri saya sendiri”

”Orang lainpun bisa mengerjakanya.mengapa saya tidak...? bahkan lebih..!”

Stamina mina...Waka waka....Tsamina mina zangalewa."”

(Datang...Lakukan..Darimanapun kau berasal...)




Persembahan

1. Abi dan Ummi yang sangat penulis sayangi dan rindukan. Semoga beliau berdua selalu diberikan kesehatan dan umur yang panjang serta tetap dalam perlindungan Allah SWT. Serta Ade’ penulis Yayang Fitri A’ini KN.

2. Pengasuh Pondok Pesantren Bumi Damai Al Muhibbin (Romo KH Djamaluddin Ahmad , KH Agus Idris Djamaluddin sekeluarga) yang penulis taati.

3. Kepala Madrasah Aliyah Negeri Tambakberas Jombang. Segenap Waka dan seluruh jajaran staf-stafnya.

4. Guru Pembimbing dalam Pembuatan paper ini, Wali kelas XII BHS 1 , guru bahasa Indonesia , Guru Sastra , bahasa Asing, arab, Inggris , Antropologi Matematika..serta seluruh dewan guru PPBU yang selalu memberikan Ilmunya kepada Penulis.

5. Teman- Teman XII BHS 1 saudara senasib seperjuangan.teman teman HISLA, OSIS Projectif, TEATER MERAK, dan tak lupa rekan-rekan kamar Al Hanafi 3 serta seluruh teman Penulis yang selalu menjadikan hari demi hari penulis semakin berarti.

6. My Special sameone. Sang bintang yang selalu bersinar terang..mengisi setiap kesunyian, memberi ketenangan disetiap gemerlap sinar pantulan menjadikan jiwa bergema nyanyian indah tanpa kata. Never Will I Forget “Ayik LQ

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alikum Wr Wb

Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan kehidupan bagi hambaNya. Rabb yang telah menjadikan alam semesta beserta isinya. Yang telah meberikan hidayah Inayah maunah serta nikmat-Nya kepada kita. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammmad SAW. yang akan kita nantikan syafaatnya dihari akhir nanti.Amin.

Lewat lantunan Kalimat Toyyibah “Alhamdulillahi robbil alamin. Paper yang berjudul “EKSISTENSI KESENIAN LUDRUK DIJAWA TIMUR” dapat terselesaikan dengan baik. Didalam paper ini penyusun mengulas beberapa hal tentang sejarah kesenian ludruk asal usul serta para tokoh kesenian ludruk dll. yang sampai saat ini masih tetap eksis dipanggung hiburan Jawa Timur.

Didalam penyusunan paper ini penulis menemukan banyak sekali hambatan-hambatan serta kesulitan yang dihadapi. dikarnakan sangat terbatasnya kemampuan penulis untuk memproduksi materi – materi yang telah ada serta minimnya pengetahuan yang penulis miliki.

Namun atas berkat rahmat Allah yang maha kuasa dan Bantuan dari Bapak/Ibu Guru serta seluruh pihak yang membantu dalam penyusunan paper ini akhirnya paper ini bisa terselesaikan. Oleh karena itu Patut kiranya penulis mengucapkan beribu-ribu terima kasih kepada :

1.Drs.H.Ah.Sutari, M.Pd. selaku kepala Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Tambaberas Jombang.

2.Bapak Sugiharto, S.Pd selaku pembimbing paper XII Bahasa 1

3.Bapak Arfin Suwarno S.Pd Selaku Wali kelas XII Bahasa I ,

4.Serta Teman-teman penulis senasib seperjuangan.

5.Semua pihak yang membantu terwujudnya paper sederhana ini yang tak mungkin penulis sebutkan semuanya

Akhirnya penulis berharap semoga paper ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang menbacanya.

Wassalamu’alaikum Wr Wb.

Jombang 30 September 2010

Penulis








BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Negara Indonesia dikenal dengan kekayaan budaya yang dimilikinya , dari budaya sastra sampai budaya sehari-hari seperti bertegur sapa satu dengan yang lain. Budaya dalam memainkan alat musik dan menari juga merupakan salah satu lingkup budaya yang sangat besar yang berkontribusi sangat besar dalam keseluruhan budaya negara kita ini. Bisa dikatakan, bahwa budaya kesenian lah yang sebenarnya memperkaya budaya negara ini, karena memang budaya kesenian Indonesia beragam, unik dan berbeda antara satu daerah dengan daerah yang lain dan tidak bisa dipungkiri Indonesia memiliki budaya yang sulit dikalahkan oleh negara-negara lain. Namun, satu yang menjadi masalah, yang pada akhirnya jelas merugikan dan menghilangkan budaya kita satu per satu ialah tidak adanya lagi rasa kebanggaan atas budaya sendiri.

Coba kita luangkan sejenak waktu untuk berpikir, berapakah jumlah budaya kita yang sudah menghilang perlahan-lahan ataupun diklaim oleh negara lain. Salah satunya adalah kesenian ludruk Jawa Timur.

Nasib ludruk kini jarang menjadi hiburan unggulan masyarakat. Namun, keberadaan kelompok ludruk di daerah menakar eksistensi. Salah satunya dengan mengisi pementasan dalam berbagai acara. Tetapi yang sangat disayangkan banyak sekali generasi muda yang tak tahu apa itu kesenian ludruk dari mana asal usulnya dan kapan kesenian ini mulai ada.

Oleh karenanya penulis mengambil judul diatas dalam upaya membuat generasi muda mengetahui apa itu kesenian ludruk dan merasa bangga terhadap kesenian bangsa Indonesia sehingga memiliki keinginan untuk terus melestarikan dan mempertahankanya, Nilai-nilai seperti ini tidak bisa langsung disisipkan dalam komunitas begitu saja, melainkan harus dimulai sejak dini. Generasi muda, terutama, harus sudah ditanamkan nilai-nilai seperti ini sejak di bangku sekolah karena bagaimanapun budaya dan kesenian akan musnah jika tidak dihargai.karena pepatah mengatalkan “Bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu hidup dengan budaya keseniannya”.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam Pembuatan paper sebaiknya dicantumkan rumusan masalah yang akan dibahas sehingga memudahkan orang lain dalam memahaminya.

Adapun penulis membagi permasalahan - permasalahan ke dalam:

- Apakah kesenian Ludruk ?

- Bagaimana sejarah perkembangan kesenian ludruk ?

- Siapakah tokoh yang berperan dalam pelestarian kesenian ludruk ?

- Bagaimanakah hambatan – hambatan dalam pelestarian kesenian ludruk ?

- Bagaimanakah Peranan kesenian Ludruk dibidang Politik.?

1.3 Tujuan Penulisan

Berangkat dari rumusan maslah diatas maka penulis menetapkan tujuan penulisan paper ini sebagi berikut.

Tujuan Umum.

- Untuk mengetahui pengertian Kesenian Ludruk

- Untuk mengetahui sejarah, asal usul serta perkembangan kesenian ludruk dijawa Timur.

- Agar menegetahui hambatan hambatan yang dialami dalam pelestarian kesenian ludruk serta tokoh tokoh yang berperan didalamnya.

- Agar tumbuh nilai nilai cinta akan budaya Bangsa Indonesia, Terutama bagi generasi muda.

Tujuan Khusus.

- Untuk memenuhi persyaratan dalam Mengikuti Ujian Akhir Nasional (UAN) MAN Tambakberas Jombang Tahun Ajaran 2010-2011.

- Mengharap Ridho dari Allah SWT. Dengan menuntut Ilmu di MAN.

1.4 Metode Penulisan

1. Metode Literature : Menggunakan bahan – bahan melalui Buku

2. Metode Deduktif :Metode yang digunakan untuk memperoleh gambaran khusus atau fakta umum yang berlaku.

3. Metode induktif :Metode yang digunakan untuk memperoleh gambaran atau kesimpulan yang diperoleh dari pengumpulan data.

1.5 Sistematika penulisan

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penulisan

1.4 Metode penilitian

1.5 Sistematika penulisan

BAB II PEMBAHASAN.

2.1 Pengertian kesenian Ludruk

2.2 Sejarah kesenian Ludruk

2.3 . Hambatan –hambatan dalam pelestarian kesenian Ludruk

2.4. Peranan Ludruk Dibidang Politik.

2.5 Tokoh tokoh yang berperan dalam pelestarian kesenian ludruk

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 saran

Daftar Pustaka

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 .Pengertian kesenian Ludruk

Kata ludruk berasal dari kata lodrok (b.Jawa). Kata itu dikategorikan ke dalam bahasa tingkat ngoko yang berarti badhut ‘lawak.’ Kata ludruk juga bermakna jembek, jeblok, gluprut, badut, dan teater rakyat.

Hasil penelitian Suripan Sadi Hutomo, menurut kamus javanansch Nederduitssch Woordenboek karya Gencke dan T Roorda (1847), Ludruk artinya Grappermaker (badutan). Sumber lain menyatakan ludruk artinya penari wanita dan badhut artinya pelawak di dalam karya WJS Poerwadarminta, Bpe Sastra (1930).

Ludruk adalah kesenian drama tradisional dari Jawa Timur. Ludruk merupakan suatu drama tradisional yang diperagakan oleh sebuah grup kesenian yang di gelarkan disebuah panggung dengan mengambil cerita tentang kehidupan rakyat sehari-hari, cerita perjuangan dan lain sebagainya yang diselingi dengan lawakan dan diiringi dengan gamelan sebagai musik. Dialog/monolog dalam ludruk bersifat menghibur dan membuat penontonnya tertawa, menggunakan bahasa khas Surabaya, meski terkadang ada bintang tamu dari daerah lain seperti Jombang, Malang, Madura, Madiun dengan logat yang berbeda. Bahasa lugas yang digunakan pada ludruk, membuat dia mudah diserap oleh kalangan non intelek (tukang becak, peronda, sopir angkutan umum, etc).

Sebuah pementasan ludruk biasa dimulai dengan Tari Remo dan diselingi dengan pementasan seorang tokoh yang memerakan "Pak Sakera", seorang jagoan Madura. Sedangkan pada ludruk Malang, pembuka pementasan diwujudkan dengan mendendangkan ‘parikan’ yang berisi tentang keadaan dalam masyarakat sosial, atau permasalahan sosial yang sedang hangat diperbincangkan sesuai dengan judul dan tema yang akan diusung dalam pertunjukan drama tersebut.

Ludruk berbeda dengan ketoprak dari Jawa Tengah. Cerita ketoprak sering diambil dari kisah zaman dulu (sejarah maupun dongeng), dan bersifat menyampaikan pesan tertentu. Sementara ludruk menceritakan cerita hidup sehari-hari (biasanya) kalangan wong cilik.

Dilihat dari akar historisnya, kesenian ini lahir dari bentuk perlawanan kaum kelas bawah (proletariat) terhadap kekuasaan penjajah. Sebelum Indonesia merdeka, pertunjukan ludruk menjadi media propaganda yang efektif untuk melawan tirani. Karena alasan itulah, ludruk menuntut dan membentuk aturan bahwa semua pemainnya adalah kaum laki-laki, meski dalam pemeranannya ada tokoh wanita. Untuk menyiasati itu, maka tokoh perempuannya diperankan oleh wedo’an (pria yang berdandan layaknya perempuan dalam pementasan ludruk). Tidak terlibatnya perempuan dalam aksi panggung ludruk, bukan berarti sengaja ingin menciptakan hierarki di tubuh ludruk.Namun, alasan ini lebih dititikberatkan pada keadaan yang tidak berpihak pada perempuan.

Dalam situasi perlawanan saat ludruk lahir, pementasan membutuhkan kekuatan laki-laki walaupun pada perkembangannya, kesenian ini sudah ada yang memakai peran wanita asli. Ludruk memiliki kecenderungan egaliter kerakyatan yang tidak membedakan status sosial. Selain itu, ludruk juga menjadi media penyampaian pesan moral, kerukunan, persatuan, dan kesatuan serta penanaman rasa nasionalisme bagi generasi muda, khususnya masyarakat Jawa Timur.

2.2 Sejarah kesenian ludruk.

Pada tahun 1994 , group ludruk keliling tinggal 14 group saja. Mereka main di desa desa yang belum mempunyai listrik dengan tarif Rp 350. Group ini didukung oleh 50 - 60 orang pemain. Penghasilan mereka sangat minim yaitu: Rp 1500 s/d 2500 per malam. Bila pertunjukan sepi, terpaksa mengambil uang kas untuk bisa makan di desa.

Ludruk tidak terbentuk begitu saja, tetapi mengalami metamorfosa yang cukup panjang. Kita tidak punya data yang memadai untuk merekonstruksi waktu yang demikian lama, tetapi Hendricus Supriyanto mencoba menetapkan berdasarkan nara sumber yang masih hidup sampai tahun 1988, bahwa ludruk sebagai teater rakyat dimulai tahun 1907, oleh pak Santik dari desa Ceweng, Kecamatan Goda kabupaten Jombang.

Bermula dari kesenian ngamen yang berisi syair syair dan tabuhan sederhana, pak Santik berteman dengan pak Pono dan Pak Amir berkeliling dari desa ke desa. Pak Pono mengenakan pakaian wanita dan wajahnya dirias coret coretan agar tampak lucu. Dari sinilah penonton melahirkan kata .Wong Lorek.. Akibat variasi dalam bahasa maka kata lorek berubah menjadi kata Lerok.

a. Periode Lerok Besud (1920 - 1930)

Kesenian yang berasal dari ngamen tersebut mendapat sambutan penonton. Dalam perkembangannya yang sering diundang untuk mengisi acara pesta pernikahan dan pesta rakyat yang lain. Pertunjukkan selanjutnya ada perubahan terutama pada acara yang disuguhkan. Pada awal acara diadakan upacara persembahan. Persembahan itu berupa penghormatan ke empat arah angin atau empat kiblat, kemudian baru diadakan pertunjukkan. Pemain utama memakai topi merah Turki, tanpa atau memakai baju putih lengan panjang dan celana stelan warna hitam. Dari sini berkembalah akronim Mbekta maksud arinya membawa maksud, yang akhirnya mengubah sebutan lerok menjadi lerok besutan.

b. Periode Lerok dan Ludruk (1930-1945)

Periode lerok besut tumbuh subur pada 1920-1930, setelah masa itu banyak bermunculan ludruk di daerah Jawa timur. Istilah ludruk sendiri lebih banyak ditentukan oleh masyarakat yang telah memecah istilah lerok. Nama lerok dan ludruk terus berdampingan sejak kemunculan sampai tahun 1955, selanjutnya masyarakat dan seniman pendukungnya cenderung memilih ludruk. Pada tahun 1933, Cak Durasim mendirikan Ludruk Oraganizatie (LO). Ludruk inilah yang merintis pementasan ludruk berlakon dan amat terkenal keberaniannya dalam mengkritik pemerintahan baik Belanda maupun Jepang. Ludruk pada masa ini berfungsi sebagai hiburan dan alat penerangan kepada rakyat, oleh pemain pemain ludruk digunakan untuk menyampaikan pesan pesan persiapan Kemerdekaan, dengan puncaknya peristiwa akibat kidungan Jula Juli yang menjadi legenda di seluruh grup Ludruk di Indonesia yaitu : Bekupon Omahe Doro, Melok Nipon Soyo Sengsoro., cak Durasim dan kawan kawan ditangkap dan dipenjara oleh Jepang.

c. Periode Ludruk Kemerdekaan (1945-1965)

Ludruk pada masa ini berfungsi sebagai hiburan dan alat penerangan kepada rakyat, untuk menyampaikan pesan pesan pembangunan. Pada masa ini apresiasi pemerintah saat itu sangat baik terhadap pelestarian dan pengembangan kesenian-kesenian tradisional, termasuk ludruk yang menjadi corong identitas masyarakat Jawa Timur. Saat itulah, keberadaan ludruk mendapat angin segar dan lebih bebas berkreasi. Akan tetapi, memasuki era 1970-an yang ditandai dengan peralihan kekuasaan dari Soekarno ke Soeharto (Orde Baru), justru respons pemerintah sangatlah buruk. Pada masa ini terdapat Ludruk yang terkenal yakni .Ludruk Marhaen. milik .Partai Komunis Indonesia.(PKI). Oleh sebab itu tidaklah mengherankan jika PKI saat itu dengan mudah mempengaruhi rakyat, dimana ludruk digunakan sebagai corong PKI untuk melakukan penggalangan masa untuk tujuan pembrontakan. Peristiwa madiun 1948 dan G-30 S 1965 merupakan puncak kemunafikan PKI. Ludruk benar benar mendapatkan tempat di rakyat Jawa Timur. Ada dua grup ludruk yang sangat terkenal yaitu : Ludruk Marhaen dan Ludruk tresna Enggal. Ludruk Marhaen pernah main di Istana negara sampai 16 kali , hal ini menunjukkan betapa dekatnya para seniman ludruk dengan para pengambil keputusan di negeri ini. Ludruk ini juga berkesempatan menghibur para pejuang untuk merebut kembali irian Jaya, TRIKORA II B yang memperoleh penghargaan dari panglima Mandala (Soeharto). Akan tetapi ludruk ini lebih condong .ke kiri., sehingga ketika terjadi peristiwa G 30 S PKI Ludruk ini bubar

d. Periode Ludruk Pasca G 30 S PKI (1965 )
Peristiwa G30S PKI benar benar memperak perandakan grup grup Ludruk terutama yang berafiliasi kepada Lembaga Kebudayaan Rakyat milik PKI. Terjadi kevakuman antara 1965-1968. Sesudah itu muncullah kebijaksanaan baru menyangkut grup grup ludruk di Jawa Timur. Peleburan ludruk dikoordinir oleh Angkatan Bersenjata dalam hal ini DAM VIII Brawijaya proses peleburan ini terjadi antara tahun 1968-1970.
1. Eks-Ludruk marhaen di Surabaya dilebur menjadi ludruk Wijaya Kusuma unit I

2. Eks-Ludruk Anogara Malang dilebur menjadi Ludruk Wijaya Kusuma Unit II

3. Eks-Ludruk Uril A Malang dilebur menjadi Ludruk Wijaya Kusuma unit III

4.Eks-Ludruk Tresna Enggal Surabaya dilebur menjadi ludruk Wijaya Kusuma unit IV

5.Eks-Ludruk kartika di Kediri dilebur menjadi Ludruk Kusuma unit V

Diberbagai daerah ludruk ludruk dibina oleh ABRI, sampai tahun 1975. Sesudah itu mereka kembali ke grup seniman ludruk yang independen hingga kini. Dengan pengalaman pahit yang pernah dirasakan akibat kesenian ini, Ludruk lama tidak muncul kepermukaan sebagai sosok Kesenian yang menyeluruh. Pada masa ini ludruk benar benar menjadi alat hiburan. Sehingga generasi muda yang tidak mendalami sejarah akan mengenal ludruk sebagai grup sandiwara Lawak.

e. Periode Orde Baru

Dalam masa ini, ludruk kembali tampil dengan kritik sosialnya. Namun itu tak berlangsung lama, karena ketatnya pengawasan pemerintah pada kesenian, dan kegiatan masyarakat, kesenian yang berbau kritik pada pemerintah tirani mulai dibekukan. Tema dalam cerita dibatasi, dan pementasannya diawasi. Hingga membuahkan berkurangnya kemampuan seniman dalam mengembangkan keseniannya. Dan pada masa ini juga yang ditandai dengan peralihan kekuasaan dari Soekarno ke Soeharto (Orde Baru) respon pemerintah justru sangatlah buruk. Bahkan pada rezim Orde Baru, kesenian ludruk sempat dilarang dan diberhentikan.

Hal ini karena ludruk dianggap sebagai media propaganda penyebaran ideologi Komunis atau corong PKI. Memang tak bisa disangkal antusiasme PKI (komunis) terhadap kesenian-kesenian rakyat sangatlah tinggi. Termasuk juga seperti kesenian tayuban khas masyarakat Bojonegoro. Imbas dari semuanya itu, kesenian tayuban pun juga mendapatkan pencekalan oleh rezim Orde Baru. Kondisi ini juga digambarkan sastrawan Ahmad Tohari dalam novelnya Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk.

Bagaimana proses peralihan kekuasaan dari Orde Lama ke Orde Baru secara nyata telah ‘membunuh’ kesenian-kesenian tradisional di negeri ini. Imbas dari larangan pemerintah terhadap ludruk tersebut, mengakibatkan kesenian tradisi ini sempat mengalami kevakuman dan citranya pun menjadi buruk di mata publik. Beberapa waktu kemudian, ludruk pun bangkit lagi di bawah pengawasan militer, namun perjuangan yang gigih para pemain ludruk mencoba untuk lepas dari pengawasan

f. Ludruk di era modern

Sekarang ini masyarakat dunia, termasuk Indonesia, sedang masuk dalam era globaliasi. Globalisasi merupakan sebuah istilah yang muncul sekitar dua puluh tahun yang lalu, dan mulai begitu populair sebagai ideologi baru sekitar sepuluh tahun terakhir. Sebagai istilah, globalisasi begitu mudah diterima atau dikenal masyarakat seluruh dunia Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia secara mendasar.

Kemampuan berubah merupakan sifat yang penting dalam kebudayaan manusia. Tanpa itu kebudayaan tidak mampu menyesuaikan diri dengan keadaan yang senantiasa berubah. Perubahan yang terjadi saat ini berlangsung begitu cepat. Hanya dalam jangka waktu satu generasi banyak negara-negara berkembang telah berusaha melaksanakan perubahan kebudayaan, padahal di negara-negara maju perubahan demikian berlangsung selama beberapa generasi.

Gejala yang juga menonjol sebagai dampak dari globalisasi informasi adalah terjadinya perubahan budaya dalam masyarakat tradisional, yakni perubahan dari masyarakat tertutup menjadi masyarakat yang lebih terbuka, dari nilai-nilai yang bersifat homogen menuju pluralisme nilai dan norma sosial. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah dunia secara mendasar. Komunikasi dan transportasi internasional telah menghilangkan batas-batas budaya setiap bangsa. Kebudayaan setiap bangsa cenderung mengarah kepada globalisasi dan menjadi peradaban dunia sehingga melibatkan manusia secara menyeluruh.

Kesenian ludruk yang sampai pada tahun 80-an masih berjaya di Jawa Timur sekarang pun mulai pudar. Tampaknya terpuruknya berbagai kesenian tradisional Jawa seperti wayang orang, dan ludruk di Jawa Timur oleh berbagai kesenian massa yang murah dan mudah dinikmati semakin didesak dengan pesatnya perkembangan dunia penyiaran tv di tanah air. Sekarang jarang ada anggota masyarakat menanggap kesenian ini dalam acara-acara hajatan dan ritual mereka. Pementasan ludruk jarang sekali ada, kecuali sesekali di RRI Surabaya dan TVRI Surabaya.

Iklim reformasi pasca ambruknya kekuasaan Orde Baru ternyata tak juga membawa angin segar kepada nasib kesenian ludruk, seperti yang dialami oleh mayoritas kesenian tradisional lainnya. Ludruk merupakan salah satu seni pertunjukan tradisional yang menjadi korban perubahan selera berkesenian dan selera publik terhadap jenis tontonan dan hiburan.

Ketergantungan ludruk pada pemerintah di masa rezim ORBA yang membekukan kesenian ini, membuahkan berkurangnya kemampuan adaptasi seniman ludruk terhadap perkembangan jaman. Tingkat ketertarikan terhadap ludruk semakin lama semakin menurun drastis. Dan regenerasipun mengalami kemacetan karena kurangnya minat untuk menjadi pewaris aktif kesenian ini. Dalam situasi seperti itu tidak ada pilihan lain selain melakukan kolaborasi dengan nilai-nilai dan simbol-simbol modernitas serta menggunakan media-media yang dekat dengan gaya hidup modern. Diantaranya, adalah media televisi. Maka, kemudian dapat disaksikan taburan pertunjukan ludruk di stasiun-stasiun televisi seperti Ludruk Tjap Toegoe Pahlawan, Ludruk Glamor, Ludruk Hoki, Bintang Timur dan sebagainya.

Namun, tayangan ludruk telah berganti wajah. Ludruk tak ubahnya sebuah tayangan humor dan lawakan tanpa makna yang mengemas dan mengatasnamakan dirinya ‘ludruk’. Isinya bukan lagi cerita tentang kehidupan masyarakat, melainkan hanya berisi humor (meskipun masih memiliki jalan cerita dan tema), tak jauh berbeda dengan ‘Jula-Juli Guyonan’ yang dipopilerkan Kartolo cs.

Ludruk pada era modern tidak lagi seperti yang kita kenal sebelumnya sebagai ‘ludruk konvensional’. Ludruk konvensional tergeser dengan hadirnya ludruk ludruk yang bisa dikatakan sebagai ‘ludruk kontemporer’. Dengan tema yang menjadikan pakem dan spirit ludruk yang berupa perlawanan dan kritik sosial telah hilang. Lakon-lakon dalam ludruk tak lagi mementaskan gambaran karakter-karakter orang kampung yang homogen, seperti dalam ludruk gaya Besutan yang populer pada 1930-an. Ludruk makin mengidealisasikan masyarakat kstra-kampung yang heterogen dan menjadikan warga kampung bahan tertawaan.

Menanggapi hal tersebut, Henricus, seorang pengamat budaya menyuarakan kekecewaannya yang pada intinya berpendapat bahwa pakem ludruk serta nilai spirit perlawanan dan kritik social telah hilang dan kalau masyarakat tidak jeli dalam menilai maka mereka bias beranggapan bahwa seperti itulah ludruk padahal bukan.

Seni konvensional kini mulai dilupakan masyarakat, masyarakat beralih ke ludruk moderen (ludruk konvensional) yang dinilai lebih sesuai dengan perkembangan zaman. Fenomena perubahan ini terjadi karena masyarakat sudah tidak terlalu tertarik pada pentas-pentas ludruk tradisional, mereka lebih suka melihat pentas ludruk modern yang dibalut humor. Ketertarikan masyarakat pada seni ludruk modern adalah hal yang wajar, namun hal itu berakibat pada penolakan terhadap ludruk konvensional, dan mengalihkan pandangan menuju pada ludruk kontemporer yang telah jauh keluar dari pakem ludruk asli. Padahal, ludruk konvensional saat ini sebenarnya sudah mulai berubah tanpa meninggalkan pakem.

Siapapun yang mendambakan kehadiran ludruk dengan keasliannya harus bersiap-siap untuk kecewa. Perubahan-perubahan terhadap ludruk menjadikan ludruk selalu menjadi milik orang lain, tidak lagi menyuarakan kepentingan masyarakat kebanyakan. Oleh karena itu, diperlukan upaya serius untuk menjaga kelestarian ludruk selain itu, konvensional, salah satunya adalah dengan membentuk sebuah wadah bagi komunitas-komunitas ludruk agar mereka dapat terus berkarya. Dimana dalam komunitas tersebut terdapat sebuah kesamaan visi dari berbagai pihak, wadah bersama bagi komunitas ludruk dan akan menjadi kekuatan bagi seniman ludruk untuk menyalurkan aspirasi mereka.

2.3 . Hambatan –hambatan dalam pelestarian kesenian Ludruk

Pada saat kesenian ludruk masih mengadsakan pementasan dengen berkeliling dari kampung ke kampung di saat musim kemarau, setelah panen tiba. Mereka mendirikan tobong (gedung dari anyaman bambu) di tanah lapang. Biasanya para penduduk datang berbondong-bondong setelah mendengar siaran ludruk akan digelar. Akan tetapi, setelah berkembangnya teknologi, listrik masuk desa, dan adanya televisi, lambat laun ludruk tobong semakin tergeser dan berada pada ambang kepunahan. Inilah yang sesungguhnya menjadi momok yang menakutkan bagi keberlangsungan kesenian ludruk.

Paradigma masyarakat yang sudah telanjur dicekoki budaya konsumerisme dan pragmatisme dengan mengatasnamakan modernitas seolah menjadi frame baru di bawah alam sadar masyarakat. Akibatnya, kesenian-kesenian tradisional dianggap sebagai sesuatu ndeso, kolot, dan identik dengan kebodohan. Terbukti sampai saat ini hanya berapa gelintir budaya asli bangsa ini yang masih dilestarikan, selebihnya masyarakat justru menganut budaya Barat, yang sebenarnya tidak diketahui asal-muasalnya.

Salah satu kelompok ludruk yang masih bertahan dengan napas ngos-ngosan di Surabaya, adalah ludruk di bawah pimpinan Sunaryo Sakiah. Pertunjukannya memakai gedung bekas bioskop di Jalan Pulo Wonokromo. Gedung ini tidak gratis karena Sunaryo harus membayar sewa Rp 8 juta setahun.

Meski demikian, bukan berarti ini menyurutkan semangat pementasan tradisi ludruk yang kian termarjinalkan. Bisa dibayangkan, dalam pentas ludruk di bawah pimpinan Sunaryo, setiap malamnya itu hanya ditonton 5-7 orang. Hari panen mereka adalah hari Minggu. Penonton bisa mencapai 30-40 orang. Dengan harga tiket Rp 4.000 bisa dihitung berapa penghasilan pelaku kesenian rakyat ini. Peminat yang paling banyak adalah mereka yang ingin membuat penelitian tentang kesenian rakyat dan mereka yang penasaran dengan cara hidup pemain ludruk yang penghasilannya sangat tipis. Apresiasi pemerintah yang rendah menjadi momok tersendiri bagi ludruk. Mimpi buruk memang setiap saat dapat terjadi. Karena pada kenyataannya masyarakat memang menjauh dari kesenian tradisional. Masyarakat sudah memiliki stempel sendiri tentang ludruk sebagai tontonan yang sudah usang dan katrok.

2.4. Peranan Ludruk Dibidang Politik.

Kesenian ludruk sebagai sebuah produk kebudayaan, tak bisa dipisahkan dengan produksi-produksi simbol. Begitu pula halnya dengan politik, simbol merupakan dasar pemaknaan dimana kekuasaan akan mendapatkan legitimasi moral maupun intelektualnya. Karenanya, kesenian menjadi pertarungan yang selalu langgeng.

Dalam ranah politik, kebudayaan merupakan alat kekuasaan yang sangat efektif. Ketertarikan masyarakat terhadap seni dan kebudayaan merupakan media agitasi dan propaganda politik yang terbukti sangat berhasil. Sejarah PKI dengan Lembaga Kebudayaan rakyat (LEKRA) merupakan fakta sejarah yang meyakinkan betapa mobilisasi kekuatan politik sangat efektif jika dilakukan melalui pintu kebudayaan. Dalam sebuah diskusi di Forum Diskusi Bulan Purnama Jakarta, Oey Hay Djoen, mantan anggota Sekretariat Pusat LEKRA, menuturkan:

Apabila kita telaah pada pemilihan umum tidak ada satu partai pun yang mengadakan kesenian di atas panggung untuk memberi warna kultural. akan tetapi setiap kali PKI mengadakan kampanye, mereka bekerja menghias dan menjadikan kampanye itu sebagai pesta rakyat. Dan yang bergerak di sana waktu itu adalah seniman-seniman. ketoprak, ludruk, Pelukis Rakyat dan sebagainya. Mereka membuat kampanye itu menjadi pesta rakyat. Mereka datang dengan reyog, pisang dan sebagainya. Panggungnya dibikin oleh para pelukis. Dan ternyata dengan kebudayaan simpati rakyat bisa diraih begitu banyak.

Pada saat masa Orde Baru berkuasa, tak urung ludruk pun menjadi corong kepentingan pemerintah, mulai dari sosialisasi pembangunan, Program KB, transmigrasi, pariwisata dan semacamnya. Atau yang paling tidak nampak, etos kepahlawanan dan nasionalisme yang ditonjolkan dengan maksud untuk mensosialisasikan perilaku ketaatan tanpa syarat kepada negara, atau demi alasan stabilitas negara.

Meskipun demikian, menurut Bagio, seorang pengamat kesenian ludruk, sesungguhnya yang menjadi orientasi para seniman ludruk bukan semata-mata pada pembangunan sebagai satu tematik atau bahkan membawakan pesan-pesan sponsor pemerintah. Ketidakberdayaan seniman ludruk dalam menghadapi ketatnya kontrol pemerintah serta kebutuhan untuk tetap survive mengharuskan para seniman ludruk kala itu harus dapat menyiasati kemauan pemerintah. Maka, tema-tema pembangunan kemudian menjadi bungkus untuk menyampaikan nilai-nilai, sehingga tidak semata-mata menjadi corong program pemerintah.

2.5 Tokoh tokoh yang berperan dalam pelestarian kesenian ludruk

a. Cak durasim

Cak durasim yang empunyai nama lengakap gondo Durasim yang Pada tahun 1930 telah memprakarsai pembentukan kelompok ludruk Surabaya. Beliau adalah seorang seniman ludruk sejati di Jaman Soerabaja tempo Doeloe, tahun 1937 beliau juga yang memperkenalkan cerita-cerita legenda Rakyat Soerabaya dalam bentuk Drama. Dengan Kepiawaiannya melantunkan kidungan yang legendaries “Pegupon omahe doro, urip melu Nippon tambah sengsoro” kidungan itu dilarang karena berisi penghinaan terhadap Jepang. Apalagi, saat itu ludruk dikenal sebagai wadah pemberontakan kaum petani, khususnya di Surabaya.oleh karenanya lantaran kidungannya itu Cak Durasim ditangkap dan disiksa oleh Polisi rahasia Jepang. dan Pada Tahun 1944 Cak Durasim menghembuskan nafasnya setelah ditembak oleh tentara Jepang kejadian itu terjadi seusai pementasan ludruk di Peterongan, Jombang. Beliau dimakamkan di pemakaman Tembok Surabaya. Dan untuk mengenang kematian beliau maka dibangunlah gedung Cak Durasim.dan 20 Mei 1978 diresmikan sebagai Taman Budaya Jawa Timur oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Daoed Joesoef.Saat itu, gedung tersebut merupakan bagian dari 25 taman budaya yang ada di Indonesia.

b.Kartolo

Kartolo (lahir di Pasuruan, Jawa Timur, 2 Juli 1947; umur 62 tahun) adalah pelawak dan pemain ludruk. Kartolo sudah aktif dalam dunia seni ludruk semenjak era tahun 1960-an. Ia mendirikan grup ludruk Kartolo CS. Ia meniti karier di beberapa grup Ludruk. Ia pernah bergabung dengan ludruk Dwikora milik Zeni Tempur V Lawang, Malang, dan ludruk Marinir Gajah Mada Surabaya. Selanjutnya ia mendirikan grup ludruk Kartolo CS. Sebelum membentuk lawak ludruk, Kartolo bergabung dengan ludrukRRI Surabaya, bersama seniman ternama lainnya seperti Markuat, Kancil, dan Munali Fatah.

Kartolo CS terdiri dari Kartolo, Basman, Sapari, Sokran, Blonthang, Tini (istri Kartolo), tergabung dalam kesenian karawitan Sawunggaling Surabaya. Masing-masing pemain punya karakter yang unik dan khas, dan punya semacam 'tata-bahasa' sendiri. Misalnya Kartolo yang menjadi paling cerdas, sehingga sering diceritakan 'ngakali' pemain lain, Basman yang punya suara besar dan omongan nyerocos, dan Sapari yang sering nakal tapi malah jadi korban.

Derap langkah Kartolo melestarikan ludruk diawali dengan melakukan kolaborasi dengan Karawitan Sawunggaling Surabaya pimpinan Nelwan’S Wongsokadi. Mereka masuk dapur rekaman untuk merekam kidungan parikan diselingi guyonan pada era 1980-an. Dalam kurun waktu itu 95 volume berhasil direkam dan dilempar ke pasar. Di luar dugaan, sambutan masyarakat Jatim luar biasa. Album-album barunya senantiasa ditunggu penggemarnya.

Namun formasi emas ini tidak bertahan sampai sekarang. Yang tersisa adalah Kartolo, Tini dan Sapari. Basman, Sokran dan Blonthang sudah meninggal dunia. Sampai sekarang Kartolo dan Sapari masih sering tampil di JTV (TV-nya Jawapos) di Surabaya. Meskipun sekarang jarang masuk dapur rekaman, Kartolo dan kawan-kawan masih sering mendapat panggilan naik pentas. Dalam satu bulan rata-rata lima kali naik pentas. “Ketika kondisi perekonomian normal, kami pentas bisa lebih sepuluh kali dalam satu bulan,” katanya.

Dalam pentas-pentas resmi, lawak ludruk ala Kartolo itu sering pentas bersama kesenian campursari, dangdut, bahkan menjadi bintang tamu pertunjukan wayang kulit. Ia tak pernah melantunkan syair kidungan yang telah dikasetkan, agar penonton tidak bosan mendengarkan lawakannya. Ia pun selalu mencatat isi lawakan yang pernah ia sampaikan di pentas. Cara itu ia pilih untuk terus menggali isi lawakan baru. Lingkup pentas pelaku seni ini pun tidak hanya terbatas di 38 kabupaten dan kota di Jatim. Ia juga menerima undangan naik pentas di Jakarta, Bontang, Batam, serta beberapa kota di Nusa Tenggara Barat.

C. Pak sakerah

Sakera atau Sakerah yang bernama asli Sadiman adalah seorang mandor pabrik gula di Kancil Mas, Bangil. Ia lahir di Desa Raci, Bangil, Kabupaten Pasuruan pada awal abad 19. Sakerah berdarah Madura. Sebagai mandor, ia dekat dengan petani tebu. Ia bukan tipe pegawai ABS yang menghamba pada pemilik modal sang juragan, tetapi ia bekerja menggunakan nuraninya. Karena kebaikan hatinya dan dekat dengan para buruh dan petani tebu, ia mendapat julukan Pak Sakerah.

Ketika pemerintah Belanda ingin memperluas bisnisnya dengan mencari lahan tebu yang murah, maka Carik Rembang, pejabat lokal berusaha mencari lahan semurah-murahnya dari rakyat dan menjual dengan harga tinggi kepada Belanda. Ia ingin mencari untung sekaligus mencari muka. Rakyat yang tertindas mengadu kepada Pak Sakerah. Ia pun membela rakyat kecil. Buntutnya, Carik Rembang mengadukan perilaku Sakerah kepada pemimpin perusahaan Belanda. Akhirnya pimpinan perusahaan itu mengutus wakilnya, Markus, untuk membunuh Sakerah.

Di tengah ladang tebu itulah Markus menunjukkan kekuasaannya. Ia menghukum para petani yang dianggap membangkang. Markus bahkan menantang Sakerah.. Merasa ditantang, Sakerah pun marah. Ia mendatangi Markus. Perkelahian pun terjadi. Sakerah membunuh Markus dan para pengawalnya dengan senjata clurit, khas Madura. Sakerah akhirnya menjadi buronan polisi Belanda. Ketika ia mengunjungi ibunya, polisi Belanda bersama Carik Rembang mengepung rumah itu. Mereka menyandera ibu Sakerah sehingga Sakerah terpaksa menyerah. Ia dipenjara di Bangil.

Tokoh ini ternyata sangat mencintai keluarganya. Ia merindukan Marlena, istrinya yang cantik, juga ibunya yang ia sayangi. Di sisi lain, ia juga mempunyai keponakan bernama Brodin. Pemuda brandal ini suka berjudi dan menaruh hati kepada Marlena. Selagi Sakerah berada di penjara, Brodin pun melancarkan jurus rayuan untuk memperdaya Marlena. Tipu daya itu berhasil.

Kabar bahwa Brodin telah merusak pagar ayu keluarganya sampai ke telinga Sakerah di penjara. Sakerah marah. Ia mampu meloloskan diri dari penjara.. Ia mendatangi Brodin dan pemuda brandal ini dibunuhnya dengan cluritnya. Sakerah juga melabrak Carik Rembang. Pejabat desa yang culas ini pun tewas ditebasnya. Bahkan banyak polisi yang memburunya akhirnya hanya meninggalkan nama. Lengan Kepala Polisi Bangil pun kutung ditebas kilatan clurit Sakerah.

Pemerintah Belanda pun berupaya keras menangkap Sakerah. Mereka mendekati Aziz, saudara seperguruan silat Sakerah. Dengan janji akan diberi hadiah uang dalam jumlah besar, Aziz diminta menjebak Sakerah. Aziz pun menggelar seni tayub yang disukai Sakerah. Suara gamelan yang terdengar sayup-sayup dari persembunyian Sakerah di gunung, menggiringnya mendekati pentas tayub itu.

Ternyata ia telah dinanti oleh Aziz dan polisi Belanda. Mereka mengepung Sakerah. Aziz yang tahu "pengapesan" Sakera ada pada pring apus (bambu apus) segera memukul kakak seperguruannya itu. Sakerah ditangkap. Ia dipenjara kembali. Kemudian Governement Bangil menghukum gantung. Sakerah gugur di tiang gantungan penjara Bangil. Ia dimakamkan di Bekacak, Kelurahan Kolursari, daerah sisi selatan Bangil. Sakerah boleh gugur, namun muncul Sakerah-sakerah baru yang memiliki semangat membela yang lemah, selalu meniti jalan kebenaran, dan pantang menyerah.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari uraian diatas penulis akan mengambil berapa kesimpulan

  1. Kesenian ludruk merupakan kesenian asli Indonesia. Yang telah berdiri sejak tahun 1907. dan mengalami banyak sekali metamorfosa yang sangat panjang. dan masih tetap bertahan menakar eksistensinya sampai sekarang.
  2. Dalam perjalanannya. Ludruk menuai banyak sekali hambatan yang menjadi momok bagi kesenian ini akan tetapi kesenian ludruk masih tetap bertahan sampai sekarang. oleh kerenanya setiap perjuangan pasti dihadapkan pada rintangan – rintangan yang harus dihadapi dengan kesabaran dan ketabahan hati dan janganlah berputus asa.
  3. Hal yang sangat disayangkan. apabila Perjuangan para tokoh yang berhasil mempertahankan kesenian ludruk hingga saat ini tidak dibarengi dengan semangat kebanggaan oleh generasi muda untuk terus mepertahankan dan menumbuhkan rasa kepemilikan yang tinggi terhadap kesenian ludruk.sehingga kesenian ludruk tidak bernasib sama dengan kebudayaan yang lain. Yang hilang karena direbut bangsa lain atau karena bangsa kita sendiri.

3.2 Saran –saran.

Bangsa Indonesia sering berteriak mengenai kesenian yang kita miliki dipergunakan oleh negara lain. Tetapi terdapat suatu keanehan dimana bangsa Indonesia hanya merasa bangga dengan keseniannya akan tetapi, enggan mempelajari, menghargai, memahami kesenian yang dimilikinya tersebut. Sehingga, hal yang terjadi bangsa ini hanya mampu berteriak menangis apabila keseniannya diakui sebagai milik dari negara lain. Oleh karenanya dalam kesempatan ini penulis ingin memberikan saran kepada para pembaca yang umumnya dan kepada para generasi muda khususnya bahwa :

1. Indonesia adalah Negara yang sangat kaya akan budaya. Dan sebagai warga Negara yang baik sudah seharusnya kita ikut menjaga dan mempertahankanya. Itu semua bisa kita lakukan apabila kita telah mengetahui dan mengerti akan budaya Indonesia. Oleh karenanya pelajarilah budaya Indonesia.

2. lanjutkan perjuangan para pahlawan yang telah gugur mendahului kita. Dan janganlah kau sia siakan masa mudamu sebelum datang masa tuamu. Ingat sehat sebelum sakitmu .luang sebelum sempitmu .dan gunakan hidupmu dengan sebaik mungkin sebelum datang kematianmu.

3.4 Penutup

Tak ada kata yang petut penulis ucapkan selain puji syukur kepada Allah SWT. Yang telah memberikan Rahmat Hidayah serta Nikmat-Nya Sehingga penulis dapat menyelesaikan paper ini dengan baik.

Hadist rosulullah mengatakan “ketika sesuatu itu kelihatan sempurna maka akan kelihatan bintik bintik kekuranganya.” Oleh karenanya penulis menyadari kemampuan ilmu pengetahuan yang penulis miliki sangatlah mini sekali. Sehingga sangatlah wajar apabila didalam paper ini terdapat kekurangan maupun kesalahan – kesalahan. Berangkat dari hal itu penulis sangat mengharapkan kepada para pembaca yang budiman untuk meberikan kritik serta saran yang sifatnya membangun. Serta tak lupa lantunan ucapan terima kasih penyusun haturkan kepada seluruh pihak yang membantu tersusunya paper ini.

Terakhir penulis berharap mudah mudahan paper yang sangat sederhana ini semoga dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan juga bagi siswa MAN Tambakberas Jombang.

Jombang 30 September 2010

Penyusun





Semoga bermanfaat......


pesen buat Akang ea..


ShoutMix chat widget

Hubbina aar Ma'aha

Yang Poenya Blog..

Foto saya
Green Red, East Java, Indonesia
Seorang Pelajar Muda yang saat ini masih menempuh pendidikan Di MAN tambakberas Jombang

Jam Akang Aar

Featured Video

Sekarang Tanggal...